KEPUTUSAN FTM - 2016
Tirai festival telah dilabuhkan pada malam 26hb November yg lalu di Auditorium Taman Budaya, Alor Setar - KEDAH setelah 6 malam berturut-turut menyaksikan para kumpulan yg terpilih daripada yang terbaik seluruh negeri.
Mereka adalah ;
PERLIS - Persatuan Teater Opera Mimpi
SELANGOR - Persatuan Seni Ceritera
P.PINANG - Gabungan Seni Warisan Anak Pinang
NEGERI SEMBILAN - Penggiat Seni Teater Negeri Sembilan
SABAH - Stage Production UMP
SARAWAK - Persatuan Seni Persembahan Sifar, Kuching
Akhirnya keputusan telah diputuskan oleh pihak Juri FTM2016 yg terdiri daripada Dato' Jalaludin Hassan, Dr Marlenny Deenerwan dan Tn Hj Nan..
Berikut adalah keputusan penuh FTM 2016 kali ini ;
JOHAN
Penggiat Seni Teater Negeri Sembilan - naskah 'TERGANTUNG'
NAIB JOHAN
Persatuan Seni Ceritera Selangor - naskah 'JALAN MATI'
KETIGA
Gabungan Seni Warisan Anak Pinang - naskah "THE MAIDS'
PENGARAH TERBAIK
En Khusairy Mahayudin - Pers. Seni Ceritera, Selangor
ANUGERAH KHAS JURI
naskah 'KA SORGA' - dari Persatuan Teater Opera Mimpi, Perlis
PELAKON LELAKI TERBAIK
Penggiat Seni Teater Negeri Sembilan
PELAKON WANITA TERBAIK
Stage Production UMP, Sabah
PELAKON PEMBANTU LELAKI
Stage Production UMP, Sabah
PELAKON PEMBANTU WANITA
Gabungan Seni Warisan Anak Pinang, P.Pinang
PELAKON HARAPAN LELAKI
Persatuan Seni Ceritera, Selangor
PELAKON HARAPAN WANITA
Stage Production UMP, Sabah
Ucapan tahniah kepada semua Pemenang.... Sekian.
Semoga Teater Malaysia terus sukses !!
Selasa, 29 November 2016
CERITA ....Secawan Kopi
Dalam minuman kopi ada 3-UNSUR utama iaitu ;
1 - Kopi
2 - Gula
3 - Rasa
Kalau kopi pahit, siapa salah?
Gula-lah yg salah kerana kekurangannya
Kalau kopi terlalu manis, siapa salah,
Gula juga dipersalahkan
Kerana gula berlebihan
Jika kandungan Gula dan Kopi seimbang
Kopi-lah yg bagus
Kemana Gula yg membuat rasa Kopi enak dan sedap
Siapa yg dipuji...? Tentu berkata Kopi yg bagus....
BEGITULAH HIDUP....
Orang tak kan mehargai kebaikan kita
Orang akan melihat kelemahan kita sahaja
Walau bagaimana pun teruskan kebaikan kita sampai akhir
Kebaikan tak perlukan pengakuan
Orang baik tak perlu membuktikan apa-apa
Orang baik berpegang pd kejujuran dn keikhlasan hati nurani sendiri
Tak perlukan apa-apa penjelasan tentang kebaikan kita...
Hanya orang yg iri hati, hasad dengki tidak akan percaya semua itu.
Oleh itu teruskan lah membuat kebaikan sampai ke akhirnya
Aamiin ...
-Admin-
utk renungan bersama ...
Location: PETALING JAYA
Jalan USJ 3/4B, Usj 3, 47600 Subang Jaya, Selangor, Malaysia
Rabu, 2 November 2016
PUISI LUAHAN RASA HATI - MALAYSIA KU !!
Admin terjumpa puisi nie, dan terasa ingin berkongsi..
SEDIH RASA BACA PUISI INI.... Mari kita sama2 baca apa Mufti Perlis tulis...
(Puisi Dr Maza)
kalian rampas subsidi kami,
entah ke mana dibawa lari
kalian beritahu, wang mesti dicatu, kita menuju maju...
kalian kata: jika tidak,
semua menderita, habis harta negara...
kalian berbahasa: bukan barang naik harga,
cuma subsidi turun sahaja...
kami orang desa, mungkin tidak pandai kira berjuta-juta...
kami orang kecil kota, mungkin tiada sedemikian harta...
jika kalian tipu sebegitu, biasanya kami diam selalu...
tapi dapatkah kami dibohongi,tentang suapan saban hari?
apalah yang dapat diberitahu anak ke sekolah?
papa semakin parah?
wang semakin lelah?
jika semalam berlauk,
hari ini cuma berkuah...
kerana kerajaan kita sedang susah?
maka subsidi kita terpaksa diserah...
jika semalam kau makan sepinggan, hari ini separuh
kerana barang makin angkuh, wang papa makin rapuh...
apa yang dapat dibisik pada anak berkopiah ke madrasah?
makananmu sayang, sebahagiannya sudah hilang...
jika mereka bertanya siapa yang bawa lari
kepada siapa patut kami tuding jari?
janganlah nanti mereka membenci pertiwi...
akibat pencuri harta bumi rakyat marhaen ini..
atau kami jadi insan curang...
kami beritahu; cuma subsidi sahaja yang kurang?
tiada apa yang hilang, nanti akan datang wang melayang...
dengar sini wahai yang tidak memijak bumi!
pernahkah kalian mengintipi kehidupan kami...
pernahkah kalian ngerti makna derita dan susah hati...
kami yang semput bagai melukut di kota kedekut...
kami yang bekerja hingga senja di desa yang makin terseksa,
bertarung nyawa dan masa, menghitung setiap belanja
pernahkah kau merasa?
rumah bocor yang lanjut usia...
baju dan kasut anak yang koyak
tinggal dalam rumah yang berasak-asak
siang kami sebak, malam kami sesak...
sedangkan kalian manusia angkasa...
istana permata dibina, kereta berjuta dirasa...
elaun di serata, dari isteri sehingga seluruh keluarga...
hidangan istimewa, konon meraya kemakmuran negara...
tapi kami masih di sini..di teratak ini...
dengan lauk semalam..
dengan hidangan yang tidak bertalam...
dengan rumah yang suram...
dengan wang yang hampir padam...
tiada istana lawa...tiada kereta berharga...
tiada layanan diraja..tiada baju bergaya
tiada kediaman menteri... tiada hidangan vip...
tiada persen di sana-sini.. tiada bahagian anak dan bini...
tiba-tiba kalian kata: kamilah beban negara...
aduhai celaka bahasa yang kalian guna...
kalian yang belasah, kami yang bersalah...
kalian buat untung, hutang kami tanggung...
kalian mewah melimpah, kami susah parah
kalian hilangkan wang,
poket kami yang terbang...
kalian bina istana, rumah kami jadi mangsa...
kalian makan isi,
kami dijadikan abdi...
lantas, kalian rampas lagi subsidi...
ke mana wang itu pergi nanti?
jika kalian berhati suci,
wajib mengganti buat kami...
jika tidak pun buat gula konon merbahaya
mengapa tidak beras diturun harga?
jika tidak untuk minyak kereta...
mengapa tambang tidak potong sahaja...
tapi entah berapa kali janji...
konon: nanti kami ganti, kami ganti, kami ganti...
hari demi hari, ceritanya pun tidak berbunyi lagi...
kami terus termanggu di sini...
kalian juga yang nikmati...
kami hanya menggigit jari...
kembalikanlah kepada kami harta negara...
jangan hanya kalian sahaja yang merasa...
Dr MAZA
SEDIH RASA BACA PUISI INI.... Mari kita sama2 baca apa Mufti Perlis tulis...
(Puisi Dr Maza)
kalian rampas subsidi kami,
entah ke mana dibawa lari
kalian beritahu, wang mesti dicatu, kita menuju maju...
kalian kata: jika tidak,
semua menderita, habis harta negara...
kalian berbahasa: bukan barang naik harga,
cuma subsidi turun sahaja...
kami orang desa, mungkin tidak pandai kira berjuta-juta...
kami orang kecil kota, mungkin tiada sedemikian harta...
jika kalian tipu sebegitu, biasanya kami diam selalu...
tapi dapatkah kami dibohongi,tentang suapan saban hari?
apalah yang dapat diberitahu anak ke sekolah?
papa semakin parah?
wang semakin lelah?
jika semalam berlauk,
hari ini cuma berkuah...
kerana kerajaan kita sedang susah?
maka subsidi kita terpaksa diserah...
jika semalam kau makan sepinggan, hari ini separuh
kerana barang makin angkuh, wang papa makin rapuh...
apa yang dapat dibisik pada anak berkopiah ke madrasah?
makananmu sayang, sebahagiannya sudah hilang...
jika mereka bertanya siapa yang bawa lari
kepada siapa patut kami tuding jari?
janganlah nanti mereka membenci pertiwi...
akibat pencuri harta bumi rakyat marhaen ini..
atau kami jadi insan curang...
kami beritahu; cuma subsidi sahaja yang kurang?
tiada apa yang hilang, nanti akan datang wang melayang...
dengar sini wahai yang tidak memijak bumi!
pernahkah kalian mengintipi kehidupan kami...
pernahkah kalian ngerti makna derita dan susah hati...
kami yang semput bagai melukut di kota kedekut...
kami yang bekerja hingga senja di desa yang makin terseksa,
bertarung nyawa dan masa, menghitung setiap belanja
pernahkah kau merasa?
rumah bocor yang lanjut usia...
baju dan kasut anak yang koyak
tinggal dalam rumah yang berasak-asak
siang kami sebak, malam kami sesak...
sedangkan kalian manusia angkasa...
istana permata dibina, kereta berjuta dirasa...
elaun di serata, dari isteri sehingga seluruh keluarga...
hidangan istimewa, konon meraya kemakmuran negara...
tapi kami masih di sini..di teratak ini...
dengan lauk semalam..
dengan hidangan yang tidak bertalam...
dengan rumah yang suram...
dengan wang yang hampir padam...
tiada istana lawa...tiada kereta berharga...
tiada layanan diraja..tiada baju bergaya
tiada kediaman menteri... tiada hidangan vip...
tiada persen di sana-sini.. tiada bahagian anak dan bini...
tiba-tiba kalian kata: kamilah beban negara...
aduhai celaka bahasa yang kalian guna...
kalian yang belasah, kami yang bersalah...
kalian buat untung, hutang kami tanggung...
kalian mewah melimpah, kami susah parah
kalian hilangkan wang,
poket kami yang terbang...
kalian bina istana, rumah kami jadi mangsa...
kalian makan isi,
kami dijadikan abdi...
lantas, kalian rampas lagi subsidi...
ke mana wang itu pergi nanti?
jika kalian berhati suci,
wajib mengganti buat kami...
jika tidak pun buat gula konon merbahaya
mengapa tidak beras diturun harga?
jika tidak untuk minyak kereta...
mengapa tambang tidak potong sahaja...
tapi entah berapa kali janji...
konon: nanti kami ganti, kami ganti, kami ganti...
hari demi hari, ceritanya pun tidak berbunyi lagi...
kami terus termanggu di sini...
kalian juga yang nikmati...
kami hanya menggigit jari...
kembalikanlah kepada kami harta negara...
jangan hanya kalian sahaja yang merasa...
Dr MAZA
Langgan:
Catatan (Atom)